Sunday, February 20, 2011

SEJUTA FACEBOOKERS TOLAK BOIKOT FILM ASING


Ikuti grup di Facebook untuk menolak pemboikotan terhadap film asing! Grup ini dibuat untuk menggalang penolakan terhadap boikot film-film asing (Hollywood, Bollywood, Mandarin, dan lain-lain).

Seperti yang telah kita ketahui, pemerintah hendak menerapkan bea masuk bagi distribusi film-film impor. Hal itu sangat mengancam keberadaan fillm-film asing untuk masuk ke Indonesia, baik di bioskop maupun di keping-keping CD atau DVD.

Bayangkan! Anda tak kan bisa lagi menyaksikan film-film seperti Spiderman, James Bond, Fantastic Four, Twilight, dan lainnya. Anda juga tidak akan bisa lagi memandang dan menikmati akting dari aktor dan aktris favorit Anda, seperti Tom Cruise, Angelina Jolie, Tom Hanks, Brad Pitt, Julia Roberts, Sharukh Khan, Jackie Chan, Andy Lau, dan lain-lain.

Sementara itu, film-film lokal sebagian besar masih buruk kualitasnya, kurang mendidik atau cenderung merusak dengan cerita-cerita mistis berbau seks dan kekerasan, rata jalan cerita alias alurnya, dan cenderung picisan alias lebih mementingkan komersialitas tanpa begitu menghiraukan kualitas.

Mau dibawa ke mana generasi bangsa ini dengan tontonan yang semakin tak berkualitas? 

"Seperti diketahui, kebijakan bea masuk film impor sendiri tertuang dalam SE-03/PJ/2011 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan royalty dan perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas peredaran film impor. Pihak distributor juga dibebani tarif PPN dan PPh atas film impor flat sebesar 0,43 dolar atau setara Rp 3.870 per meter.

Kebijakan itu pun langsung direaksi MPA, sebagai erwakilan produsen film Hollywood di Indonesia dan Ikatan Perusahaan Film Impor Indonesia (perwakilan produsen film Mandarin dan India). Mereka pun memutuskan  menghentikan peredaran film-film mereka di Indonesia." (Dikutip dari: SurabayaPost.co.id)

3 comments:

  1. http://filmindonesia.or.id/post/deddy-mizwar-rudy-sanyoto-meluruskan-masalah-film-impor

    ReplyDelete
  2. Thank Sis buat link-nya! Tapi, grup ini bakal tetap ada - begitu pula dengan tulisan/artikel yang terkait dengannya - sebagai wujud penolakan terhadap pengekangan atau pemblokiran film asing di Indonesia. Bagaimana pun: seni merupakan sesuatu yang universal dan terkekang oleh apapun - bahkan oleh waktu. Seni adalah masalah rasa, bukan bisnis semata. Jika sineas lokal ingin film-filmnya mendapat apresiasi dan animo yang sama dari masyarakat, perbaikilah terlebih dahulu mutunya! Dan, mutu nggak melulu soal duit, tetapi lebih kepada soal hati dan dedikasi. Bukankah seni itu sendiri datang dari hati toh???

    ReplyDelete
  3. Ralat:
    - terkekang = tak/tidak terkekang
    - Jika sineas lokal ingin film-filmnya mendapat apresiasi dan animo yang sama +...

    Sehingga menjadi:
    Thank Sis buat link-nya! Tapi, grup ini bakal tetap ada - begitu pula dengan tulisan/artikel yang terkait dengannya - sebagai wujud penolakan terhadap pengekangan atau pemblokiran film asing di Indonesia. Bagaimana pun: seni merupakan sesuatu yang universal dan tak terkekang oleh apapun - bahkan oleh waktu. Seni adalah masalah rasa, bukan bisnis semata. Jika sineas lokal ingin film-filmnya mendapat apresiasi dan animo yang sama dengan film asing dari masyarakat, perbaikilah terlebih dahulu mutunya! Dan, mutu nggak melulu soal duit, tetapi lebih kepada soal hati dan dedikasi. Bukankah seni itu sendiri datang dari hati toh???

    ReplyDelete

Please type your comment here!