Wednesday, August 26, 2009

PEREMPUAN DALAM MEMILIH LAKI-LAKI


Setiap orang berharap agar dirinya mendapatkan cinta sejati: pasangan yang sungguh-sungguh menyayanginya, setia padanya, dan jujur padanya. Terlebih-lebih perempuan: mereka amat mendambakan sosok pria yang perfect.

Namun, dalam kenyataan perempuan sering merasa salah pilih. Yang didapat justru seorang playboy - yang selama ini hanya memanfaatkan dirinya.

"Padahal aku sudah berikan semuanya padanya: hatiku, cintaku, harapanku, bahkan kesucianku. Tapi..., kini ku ditinggalnya begitu saja. Dia pergi dengan cewek lain setelah puas dan bosan denganku." Terlalu sering kita dengar curahan hati yang seperti ini. Yang dirasakan memang hanya penyesalan.

Seorang perempuan biasanya akan hancur setelah mengalami semua hal seperti itu - terlebih-lebih karena ia telah kehilangan kehormatannya, yang selama ini ia jaga dan hanya akan ia berikan kepada orang yang ia percaya/suami.

Lalu..., apakah benar "Sang Penjahat" adalah si lelaki? May... (May be yes & may be no)


Bisa saja hal seperti itu terjadi karena si perempuan sama bejat/rusak-nya dengan si lelaki. Ingat: "Pria baik-baik hanya untuk perempuan baik-baik, dan sebaliknya."
Perempuan - terutama yang beredar pada masa kini - cenderung banyak salah jalan alias salah pilih. Mereka mengidam-idamkan seorang lelaki yang perfect (ganteng, macho, kaya, baik hati, setia, mapan, bertanggung jawab, dll.), namun cenderung memilih kriteria mapan/kaya sebagai alat untuk mengambil keputusan.

Contoh kasus:

Seorang wanita super cantik nan banyak jadi idola; bernama Sisi, disukai oleh cowok bernama Andi. Si Andi sungguh-sungguh dan tulus mencintai Sisi. (
Wong dikejar terus sampai bertahun-tahun, sampai harga dirinya hilang di hadapan teman-teman. He, he, he...!)

Ternyata eh... ternyata, Sisi memilih cowok lain (Sebut saja: Cobin!) karena dia lebih
tajir. Cobin. Kalau apel, bawaannya Mercy S-Class keluaran terbaru. Kalau makan, perginya ke restoran sushi. Kalau belanja, nggak tanggung-tanggung: Si Sisi dibelikan barang satu toko. Bapaknya pejabat teras salah satu BUMN ternama - walau mungkin sedang diperiksa KPK karena kasus korupsi. Kuliahnya di universitas mentereng - fakultas kedokteran pula.

Semua itu dimanfaatkan dengan baik oleh Cobin untuk menggaet Sisi. Dan ia berhasil.
Sisi merasa sudah memilih pasangan yang pas buatnya. Walaupun Cobin tak begitu tampan alias biasa-biasa saja (atau mungkin malah pas-pasan), Sisi percaya bahwa Cobin lah soulmate-nya; orang yang bakal bersedia menjadi suaminya; dan calon bapak dari anak-anaknya - yang bisa ia bangga-banggakan pada keluarga dan teman.

Waktu pun berlalu. Mereka berdua (Sisi & Cobin) sudah sangat dekat - bak pasutri. Sisi hamil ternyata. Ia panik, tapi berharap sangat bahwa Cobin akan bertanggung jawab: segera menikahinya. Sayang seribu sayang, setelah melontarkan beribu janji manis, Cobin menghilang ditelan bumi. Batang hidungnya tak lagi tampak. E...eh! Giliran nongol, dia sudah bersama "gandengan baru" yang lebih aduhai.

Sisi kecewa bukan kepalang. Ia stres berat. Ingin saja rasanya bunuh diri. Lalu, ia ingat akan Andi - yang dulu ia acuhkan, ejek, hina, dan campakkan. (Padahal, Andi tampan dan baik hati - cerdas pula. Kekurangannya hanya dari sisi materi.)

Namun..., nasi sudah jadi bubur bagi Sisi. Ia tak berani lagi mengharapkan Andi.
Tinggallah ia merana seorang diri.

Contoh kasus lagi:


Ada seorang kembang desa yang luar biasa ayu. "Uaaayuuu polll, Rek!" kata orang Surabaya. Cewek ini berharap akan ada seorang pria
perfect yang datang "menjemputnya." Semua lelaki yang berniat baik (datang melamarnya), ia tolak mentah-mentah. Padahal, ada seorang lelaki tampan, pintar, berbakat, dan baik hati di antara para pelamar itu - yang tulus mencintainya. Lelaki itu "tak cukup" baginya.

Asanya yang tinggi akhirnya benar membawanya kepada seorang pria tampan, gagah, bangsawan, dan kaya. Ia pun menikah dengan pria tersebut.

Tahun demi tahun berlalu. Mereka belum juga dikarunia seorang anak. Rumah tangga mereka mulai dicekoki dengan pertengkaran - hingga suaranya mengganggu para tetangga. KDRT yang kerap dilakukan oleh sang suami pada saat mereka berselisih, membuat Si Eks Kembang Desa memilih bercerai. Si lelaki perfect itu ternyata tak benar-benar mencintainya. Ia tak bertanggung jawab atas cinta yang pernah dulu ia ikrarkan.

Kemudian, sempat pula Eks Kembang Desa bertemu dengan salah seorang penggemar lamanya. Pria yang pernah sungguh mencintainya ini, rupanya masih mengharapkannya. Sayang, ia sudah berkeluarga.

Namun, mereka (Eks Kembang Desa & Eks Penggemar) tetap nekad kawin/bernikah diam-diam.
Lambat laun..., petualangan penuh aral bahaya yang nekad mereka lalui, akhirnya berakhir juga. Faktor penentangan dari keluarga Eks Kembang Desa dan istri Eks Penggemar, ditenggarai menjadi penyebab perpisahan mereka.

Si Eks Kembang Desa kembali sendiri. Dan..., kini di usianya yang telah lanjut dirinya mulai sakit parah. Gagal ginjal mendera - yang membuatnya terpaksa pulang pergi Padang-Batusangkar untuk berobat. Gaji pensiunnya banyak habis untuk berobat.


Sementara itu, rumahnya yang besar terpaksa ia tinggalkan, sebab tak ada yang menemaninya lagi di sana: tak ada anak; tak ada suami di hari tuanya.

Dengan tetesan air mata, terpaksa ia menuju ke panti jompo.


Contoh kasus satu lagi:

Saya punya seorang dosen perempuan. Sebut saja Bu NAM!
Bu NAM masih saja single alias belum berkeluarga di usianya yang sudah lanjut. Padahal, kalau diperhatikan dengan seksama, masih tersisa garis-garis kecantikan - masa muda - pada wajahnya.

Nah! Menurut cerita: rupanya dia ini - kemungkinan - terlalu pilih-pilih dalam mengambil pasangan - sehingga tanpa terasa waktu menggerus usianya.


Saya pikir alasan itu masuk akal. Terlihat dari keseharian Bu NAM di kampus. Ia cenderung terlalu
perfectionist: suka cari-cari kekurangan orang lain. Dengan statusnya yang berpendidikan tinggi (sudah S2), mungkin saja Bu NAM mengharapkan seorang pria eksklusif - ketika itu.

Namun sekarang, usianya sudah terlalu tua. Kepala empat - bahkan lima - mungkin. Jika saya amati, dia kemungkinan besar sudah memasuki usia
menopause - di mana tidak mungkin lagi seorang wanita untuk melahirkan. (Kecuali Tuhan memberikan keajaiban.)

Kini... wajahnya tampak sering murung bila sendiri, dan cenderung sangar - sehingga ia menjadi dosen killer di kalangan mahasiswa elektro.

Eh..., ada lagi contoh kasusnya:

Saya mengenal seorang tante. Sebut saja: IK!

IK pada usia mudanya dulu mengidamkan seorang suami yang mapan. Terlebih, selama ini ia hidup menderita, karena dilahirkan dalam keluarga yang susah.

Ia tergolong cantik - sehingga banyak "kumbang" yang berusaha untuk mendekatinya. Tersebutlah ada seorang pemuda keturunan Arab yang menaksir IK. Ia cinta mati pada IK. (Bahkan, hingga akhir hanyatnya - menurut penuturan IK - Si Arab tidak menikah demi IK.)

Sayangnya, IK tidak sudi menerima Si Arab. Padahal pemuda ini tampan, dan punya usaha mandiri. IK lebih memilih menerima pinangan dari seorang pegawai PT POS - yang kalah tampan dibandingkan Si Arab - namun memiliki jaminan hidup yang lebih baik (menurutnya).

Mungkin dalam pemikiran IK: pegawai negeri; anggota TNI/Polri; atau pegawai kantoran lebih memiliki masa depan yang cerah - terutama dengan adanya jaminan hari tua, yakni berupa uang pensiun.

Namun, setelah tahun demi tahun berjalan, yang terjadi justru di luar dugaan IK. Uang pensiun suaminya - yang lebih tua 10 tahun darinya - sama sekali tak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga: ia; suami; dan dua anak. Terpaksa, ia berjualan bakso di pasar Kepanjen - Kab. Malang.

Ia rintis dan lakukan itu sendiri, mengingat suaminya tengah sakit-sakitan kala itu.

Akhirnya..., jauh panggang dari api. Niatnya dulu yang hendak hidup enak; dan mudah, kini malah berkebalikan. Saat suaminya pensiun, ia justru harus repot-repot jadi tulang punggung keluarga.

Namun, yang saya herankan: visi materialis-nya masih belum juga berubah setelah pengalaman itu. Ck, ck, ck...!


Tiga kisah terakhir adalah nyata. Sementara kisah pertama adalah semi fiksi alias semi-nyata.

Walau bagaimana pun (nyata atau tidak menurut Anda), fenomena tersebut memang marak di kalangan perempuan. Perhatikan saja! Banyak cewek cantik yang jalan dengan cowok - maaf - jelek, hanya karena dia kaya. Padahal, kemungkinan besar dia hanya mau tubuh itu cewek. (Saya sering mendengar langsung pengakuan seperti itu dari teman-teman cowok yang hanya ingin having fun.)

Sementara..., banyak cowok yang tulus dan berniat baik, dicampakkan; diremehkan; dan diacuhkan begitu saja - hanya karena mereka dianggap tak bermodal oleh para cewek. Padahal tak jarang dari mereka itu yang tampan; cerdas; alim; dan punya track record bagus.

Kenyataan-kenyataan tersebut berulang kali membuktikan bahwa rata-rata cewek menjadikan "materi" sebagai pertimbangan utama untuk memilih cowok/pasangannya. Walaupun alasan fisik/ketampanan; kesetiaan; dan kejujuran, masih dipertimbangan.

Kesimpulannya: meskipun si cowok cakep; setia; sungguh-sungguh; pintar; dan bertanggung jawab, jika dari sisi materi ia mentok/kalah; ia akan ditolak.

Cewek biasanya akan menjadikan masa depan, gengsi, dan jaminan hidup sebagai alasannya menjadi demikian.

Namun..., bagaimana pun juga: bila harapan utama kita adalah cinta, maka cinta yang akan kita dapatkan. Bila harapan utama kita adalah harta (jaminan materi), maka harta pula yang akan kita dapatkan - yang tak jarang membawa banyak perempuan pada rasa kecewa.

Ibarat kata pepatah, "Siapa menanam, dia akan mengetam."



PS: Wahai Para Perempuan! Janganlah marah pada lelaki - apalagi sampai jadi lesbi - karena Dikau salah pilih! Ingat kata Bang Meggy, "Tidak semua laki-laki..."He, he, he...~! Lelaki baik hanya untuk perempuan baik, dan sebaliknya.

Demi Tuhan, saya paparkan ini untuk Anda, Wahai Para Perempuan - sebagai wujud keprihatinan saya terhadap visi banyak perempuan masa kini. Agar visi itu lurus, agar Anda tak salah pilih, agar Anda tak lagi menyesali diri.

Tak ada niat untuk menjelek-jelekkan orang tertentu. Pelbagai peristiwa hanya merupakan contoh.

Semoga Allah Yang Maha Pengasih memaafkan segala kekurangan saya! Amiin!

No comments:

Post a Comment

Please type your comment here!