(Courtesy of: Goal.com)
City
kembali membuktikan bahwa skuad mereka lah yang layak menguasai kota Manchester
pada musim ini. Hal itu dikukuhkan setelah berhasil mengalahkan Manchester
United 1-0 di Emirates Stadium. Kemenangan City tersebut diraih berkat gol
semata wayang sang kapten, Vincent Kompany, menjelang jeda turun minum.
Secara
keseluruhan, skuad Roberto Mancini menguasai jalannya pertandingan. Dari awal
pertandingan kubu tuan rumah sudah langsung menggedor pertahanan MU. Tercatat
beberapa peluang apik diciptakan oleh tim milik Sheikh Mansour ini. Diawali
pada menit ke-16, saat Carlos Tevez memberi umpan kepada Sergio Aguero, tapi
berhasil dihalau oleh bek MU, Phil Jones. Beberapa saat kemudian Aguero kembali
berupaya untuk membobol gawang lawan dengan sepakan volinya. Sayang bola
melayang di atas mistar gawang. Pada menit ke-36 bek sayap City, Pablo
Zabaleta, melakukan shot jarak dekat
ke arah gawang MU, namun berhasil dengan sigap bola diamankan oleh De Gea. Barulah
pada akhir-akhir babak pertama, Vincent Kompany berhasil membobol gawang MU
melalui bola sundulan, berawal dari umpan tendangan sudut yang dilesakkan oleh
David Silva.
Pada babak kedua
pun City tetap menerapkan strategi menekan tim tamu. Otomatis MU nyaris tak
berkutik di sepanjang laga ini. Tercatat beberapa peluang diciptakan oleh Samir
Nasri pada menit ke-58, Yaya Toure pada menit ke-72, serta beberapa sepakan
oleh Sergio Aguero dan Gael Clichy. Jika saja beberapa shot tidak melenceng dan De Gea tidak bermain gemilang, bisa saja
gawang MU kebobolan cukup banyak seperti pada pertemuan pertama di Old
Trafford.
----------------------------------------------------------------------------
Hasil
ini tentu saja mengubah posisi klasemen sementara di pekan ke-36. Manchester
City kembali menguasai posisi puncak, setelah berminggu-minggu tempat ini
direnggut oleh MU. Meski jumlah poin mereka sama dengan MU, tetapi mereka
unggul selisih gol dari si tetangga. Dan dengan sisa dua pertandingan lagi di
musim ini, peluang City untuk menjadi kampiun terbuka amat lebar. Seperti yang
dikatakan oleh Sir Alex Ferguson sebelum pertandingan bahwa Derby Manchester ini akan sangat
menentukan hasil akhir perburuan gelar juara di antara kedua klub.
Terlepas
dari semua itu, perjuangan dan mental juara skuad besutan Roberto Mancini patut
diacungi jempol. Sempat memimpin dengan selisih hingga 5 poin dari rival
sekotanya, City justru balik tertinggal 8 poin di paruh kedua musim ini. Namun,
secara perlahan ketertinggalan tersebut tereduksi hingga bersisa tiga poin saja
– dan akhirnya kini sama dengan raihan poin MU: 83 poin.
Catatan
kemenangan City di Premier League musim ini sama dengan MU, yakni 26 kali. Begitu
pula dengan hasil seri dan kalah kedua klub, masing-masing 5 kali bermain seri
dan 5 kali mengalami kekalahan. Namun, hasil yang lebih impressive dibuktikan
oleh kubu City dengan meraih catatan tak terkalahkan selama bermain di kandang.
Jadi, seluruh kekalahan yang diderita kubu The
Citizens selama musim ini terjadi kala bertandang ke markas lawan. Maka,
wajarlah bila MU kesulitan untuk mengalahkan City di Emirates Stadium pada dini
hari tadi.
Dari
catatan impressive dan perjuangan
yang begitu keras dan dramatis selama hampir semusim ini, pantaslah jika
kemudian Manchester City kembali merengkuh tropi Liga Inggris – setelah 36
tahun. (Terakhir City juara pada musim 1975/76.) Terlebih lagi, City berhasil
mengalahkan rival utamanya dua kali dalam perburuan gelar juara. Bahkan pada
pertemuan pertama mereka sukses memukul MU dengan skor 6-1 – yang oleh Sir Alex
disebut sebagai kekalahan terburuknya selama melatih MU. Di samping itu, Sir
Alex pun mengakui bahwa kekalahan di derby
kali ini akan mengakhiri kans MU untuk juara, meskipun Manchester City harus
bertanding melawan Newcastle United pada pekan berikutnya.
Salam olahraga,
‘Ammar Lelo Andiko, fan sepakbola
Please support and sign this petition:
ReplyDeletehttps://www.change.org/en-AU/petitions/premier-barry-o-farrell-stop-insulting-chinese-australian-on-racial-grounds